Jumat, 10 Agustus 2012

mirror


Saturday, August 11, 2012
12:09-1:16am

Cerita ini bermula dari hati yang tiba-tiba gundah akibat ‘cinta’ yang tak dapat saya definisikan dengan baik dan benar. Pada suatu hari ntah mengapa saya teringat terus-menerus lawan jenis yang pernah dekat dengan saya, yang kini sudah tak lagi seperti dulu. Baik perasaan maupun hubungan yang menurut saya melangkah kearah tidak baik. Saya tidak tahu ada apa dengan perasaan saya yang tiba-tiba muncul dan datang mengganggu. Saya tidak ingin datang (kembali) menawarkan kehangatan atau menjanjikan sesuatu yang tidak pasti yang saya pun tak yakin, jadi saya putuskan saya “lepaskan” perasaan ini sesuai permintaannya. Tetapi beberapa akhir ini memang perasaan aneh ntah bersalah or something yang ntah juga dari mana asalnya datang terus-menerus. Saya tidak yakin perasaan yang saya sekarang rasakan terhadap seseorang ini apa namanya, tapi sungguh menyiksa dengan tak ada respon balik yang baik darinya.
Awalnya prinsip dia yang hanya mengungkapkan perasaannya dan tidak ingin jauh menjalin hubungan sangat saya apresiasikan, tanpa dia sadar sebenarnya saya senang dengan apa yang dia tawarkan. Bukan hubungan tanpa status, tetapi saya lebih meyakini kita bebas memilih dan dipilih, kalau jodoh tak akan lari kemana. Sangat sesuai dengan prinsip  cinta saya yang sebenarnya tidak ingin terlalu terikat

---it’s not about who leaves and never back, it’s all about who comes and always stay—

Tetapi saya tidak tahu persis apa yang sekarang membuat dia menjadi seorang yang saya tidak kenal, dia berhasil mengelabui saya bahwa dia seorang yang “berbeda”. Hasil rasa yang menyiksa ini, saya mencoba untuk belajar lebih dalam tetntang cinta dalam islam.
Pertama, Cinta kepada Allah dan cinta kepada yang dicintai Allah. Saya mendefinisikan ini sebagai menjalankan segala perintahnya dan menjauhi segala larangannya. Seperti menjalankan sholat, cinta pada nabi dan rassulnya dengan mengikuti kebaikan yang telah diajarkan. Menjauhi segala yang diharamkan-Nya.

Kedua, Mencintai sesuatu dengan kadar yang sama atau lebih besar dengan cinta terhadap Allah itu tidak boleh. (kutipan) : Ia adalah bingkai sekaligus pondasi cinta, karena cintanya kepada Allah-lah kemudian seseorang mencintai sesuatu selain-Nya. Saya mendefinisikan ini tanpa seizin Allah kita tidak dapat mencintai sesuatu atau seseorang karena pada dasarnya semua milik Allah. Tidak boleh mencintai seseorang melebihi cinta kepada Allah. Sholat aja masih bolong, tapi ngapel atau sms pacar rajin hahahaa (ngetawain diri sendiri). Saya tidak membenarkan atau melarang tentang perintah berpoligami. Tapi saya setuju terhadap poligami, Mungkin ini yang dimaksud jangan mencintai seseorang berlebih. Kita diuji dengan kecintaan kita pada sesama dengan kecintaan pada Allah sang maha pencipta. Jangan sampai kita terbuai atas nama cinta, Sesungguhnya Allah maha pencemburu. Mungkin ini mengapa islam mencetuskan poligami dengan ketentuan-ketentuan yang ada. Walau menikah saja saya belum, harus lagi merasa dipoligami gak kebayang deh sambil nulis juga. Sekali lagi saya tidak mendukung tapi saya setuju.

Banyak penyakit hati yang timbul akan perasaan cinta yang salah tafsir ini seperti ; kasmaran, kangen, yang menyebabkan kata anak zaman sekarang adalah galau dll nya. Efeknya ternyata syirik loh termasuk menduakan Allah, masuk pada katagori nomer dua. Soalnya efeknya jadi inget “dia” sedangkan inget Allah aja jarang (senyum-senyum). Nanti kita merasa batin tersiksa apalagi jika ‘cinta’ yang kita rasa tidak dibalas (ceilah), mengarahkan pada zina dan yang paling harus disadari adalah buang-buang waktu dan dapat menghalangi ilmu yang masuk dalam diri. Ini saya dapatnya dari baca sumber yang terpercaya jadi gak ngasal kok, nulisnya pake ilmu.
Cara paling baik menghindarinya adalah dengan cara menikah dan menjaga sholat 5 waktu dan berdoa dijauhkan dari hal-hal yang tidak baik secara merendahkan diri kepadaNya. Mungkin kalau menikah saya blm mampu jadi saya mencoba menjalani yang sholatnya dulu, ditambah sunah-sunahnya termasuk sholat malam. Saya menulis ini bukan karena saya menggurui atau saya sudah melakukannya, hanya ingin berbagi saja sebagai pembelajaran. Baik untuk saya dan kita semua kok

Kembali dengan apa yang terjadi dengan saya, semua saya serahkan kepada Allah. Tentang rasa ini, tentang apa yang akan terjadi maupun yang sudah terjadi. Saya mohon maaf kepada orang-orang yang pernah merasa saya sakiti, sungguh tak pernah ada maksud menyakiti. Saya ingin cinta yang di Ridhoi Allah secepatnya kalau bisa. Saya mencoba menjadi orang yang baik setiap detiknya. Mungkin bukan jodohnya jika kejadiannya seperti ini. Saya mencoba untuk mengosongkan hati dan focus kepada apa yang saya ingin capai sekarang. Pada saatnya tiba pasti saya diberikan yang terbaik, percaya terhadap kekuasaan Allah itu poinnya.

Walau tak semudah apa yang saya sampaikan dan kalian baca, paling tidak kita bergerak kearah yang benar sekarang dengan minta Ridho Nya. Saya juga menulis ini terinspirasi ‘kamu’ yang fotonya sedang saya pasang di wallpaper, saya janji “were still walk in our way” tapi pelan-pelan yah,
 saya masih belajar :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar